Diceritakan ketika suami Rabi'ah al-Adawiyah meninggal, Hasan al-Basri besreta teman-temannya berkunjung kerumah Rabi'ah.Merekapun dipersilahkan masuk.
Hasan memulai pembicaraan,
"Suamimu sudah meninggal tidakkah menginginkan seorang pengganti?"
Rabi'ah menjawab di balik tirai,
"Iya, Akan tetapi siapakah di antara kalian yang paling alim?"
Mereka semua menjawab,
"Hasan al-Basri".
"Baiklah kalau engkau bisa menjawabempat pertanyaanku, aku akan menjadi isterimu".
"Tanyakan, akan aku jawab". Tantang Hasan.
"Pertama, kalau aku mati dan akukeluar dari dunia apakah aku akan mati membawa iman apakah tidak?"
"Ini adalah hal yang ghaib, hanya Allah yang tahu," jawab Hasan.
"Kedua , kalu aku dimasukkan ke liang kubur, lalu Munkar dan Nakir mengintrogasi diriku, apakah aku akan bisa menjawab atau tidak?"
"Ini adalah hal yang ghaib, hanya Allah yang tahu," jawab Hasan lagi.
"Ketiga, ketika manusia digiring pada hari kiamat, kitab-kitab berterbangan, apakah aku akan menerima dengan tangan kanan atau tangan kiri?".
"Ini adalah hal yang ghaib, hanya Allah yang tahu".
"Keempat, ketike sekelompok orang di panggil, yang satu ada di surga sedangkan yang lain ada di neraka sa'ir, ada dikelompok manakah aku?"
"Ini adalah hal yang ghaib, hanya Allah yang tahu".
Lalu Rabi'ah berkata,
"Engkau kebingungan untuk menjawab empat pertanyaan ini bagai mana bisa kamu mengawini diriku?"
"Wahai Hasan," tanya Rabi'ah lagi, "berapa bagian Allh menciptakan akal?".
"Sepulu bagian, sembilan untuk laki-lakidan satu untuk perempuan ," jawab Hasan.
"Lalu berapa bagian Allah meniptakan Syahwat?" lanjut Rabi'ah.
"Sembilan untuk perempuan dan satu untuk laki-laki".
"Hasan, aku bisa menjaga sembilan syahwatdengan satu akal, sedangkan engkau tidak bisa menjaga satu syahwat dengan sembilan akal."
Hasan lantas menangis dan ulang meninggalkan kediaman Rabi'ah.
Disadur dari kitab Durrat an-nashihin, hal : 27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar