Sungguh...
Ku akui, ku pandang wajahmu
Laksana ku memandang Sang Purnama
Ku pandang matamu
Laksana setetes air
penyejuk sanubari
Sungguhpun demikian...
Kau tak pernah membalasnya
Meski hanya sebuah tatapan
Tuk hilangkan dahaga
Kerinduan yang membara
Tapi mengapa...?
Mungkinkah Aku begitu hina
Dihadapan Sang Bidadari dengan senyumnya
Hingga kau malu 'tuk mengucapnya
Ataukah...
Aku begitu aneh
Tuk seorang Gadis
Yang aku cinta
Ah...
Aku tak tahu
Itu hanya tanyaku saja
'Kan ku serahkan semua ini
Di hadapannya
Dan di hadapan Sang Penguasa Alam